Selasa, 26 Juli 2011

LOVE YOU SO....... Part 2

Part 2
Masa Lalu



“BODOH!!!!! Apa yang salah dengan semua ini? Kenapa kamu gak ingat aku sama sekali?” Ucap Bisma didalam Kamarnya. “Apa kamu gak tahu bagaimana rasanya menunggu untuk bertemu kembali denganmu. Melihat senyum yang selalu kau banggakan dengan mengucapkan senyum termanismu hanya untuk diriku. Dan begitu juga sebaliknya.” Bisma meremas kepalanya seakan ingin mencabut semua rambut.
“TIDAK! Pokoknya akan kubuat kamu ingat diriku lagi Rena. Kamu yang membangun mimpi itu, maka kamu juga yang harus menyelesaikannya agar menjadi kenyataan yang indah.” Ancam Bisma yang masih didalam kamarnya. Teriakan putus asa yang sejak tadi dia kumandangkan membuat teman sekamarnya yang asyik dengan mimpi indahnya terganggu.
“Oiii Mang! Kalo mau tereak-tereak jangan disini. Aku lagi tidur nih!” teriak Dicky dalam keadaan mata tertutup tentu saja.
“Ohhh… Sorry deh Chi, gak sadar kalau kamu dah tidur. Hehehe….” Bela Bisma kemudian cengengesan gaje.
“Udahlah. Cepetan aja tidur, males tau nggak dengerin tereakan gajemu itu.” Sahut Bisma lagi yang membuat Bisma mengalah dan memilih untuk segera tidur.
Hati Bisma ingin sekali berteriak, meneriakkan segala hal yang menyangkut tentang Rena. Tapi akal sehatnya terus menolak untuk melakukannya. Hanya dengan kekocakan yang selalu dimiliki Bisma, Akhirnya Rena mulai dekat dengan Bisma. Dengan segala kebaikan yang tentu saja dapat dibaca oleh anggota Smash yang lain. Namun Bisma masih harus bersabar karena Rena tidak memiliki perasaan yang peka, sehingga Rena hanya menganggap Bisma baik padanya sama seperti anak-anak yang lain baik padanya. Bisma hanya yakin satu hal, Setiap Usahanya pasti akan mendapat balasan. Jika memang Rena bisa mengingat setiap potongan masa lalunya, maka hati Bisma tak akan hancur lebih buruk disbanding sekarang. Dan jika Rena tak bisa mengingat potongan tersebut, entah apa yang harus Bisma lakukan lagi.
Sudah beberapa minggu Rena tinggal di kediaman Smash, dan tinggal beberapa hari lagi untuk memulai kuliahnya disebuah universitas swasta bersama kedua kakaknya beserta anak-anak Smash yang lain. Dan hari ini adalah hari pertama mereka menjalani masa ospek. Ilham dan Rena baru masuk tahun ini sehingga mereka bersamaan berangkat. Sementara Reza and anak-anak Smash yang lain masih ada di rumah. Sekarang masih jam 6.30 pagi, dan beberapa dari anak-anak Smash masih menikmati mimpi indahnya.
“Ichi, bangun dong. Emang mau bangun jam berapa?” Ucap Reza sambil menggoyang-goyangkan tubuh Dicky yang masih asyik tidur dibalik selimut sambil memeluk gulingnya.
“Emang sekarang jam berapa sih Ca?” Sahut Dicky dalam keadaan mata tertutup dan suara yang dipaksakan keluar.
“Jam 7.30 lewat. Cepetan donk, katanya hari ini ada mata kuliah?”
“Mata kuliah apanya? Sekarang sebagian dosen pada ngurusin murid baru, dan separuhnya lagi milih meliburkan diri. Mata kuliah bakalan ada setelah ospek maba selesai.” Terang Dicky. Namun kali ini matanya sudah terbuka dengan baik. “Ntar aja deh ngomongnya. Dah keburu bangun, pengen mandi.” Lanjut Dicky buru-buru kemudian meninggalkan Reza yang masih berdiri disamping tempat tidur Dicky.
“Bagus deh kalau kamu dah bangun. Emang ni hari gak ada mata kuliah kok. Hihihihi…” ucap Reza disertai tawa khasnya lalu beranjak meninggalkan kamar Dicky menuju kamar teman-temannya yang masih asyik tertidur.
~Skip time~
Anak-anak Smash tanpa Ilham kini menikmati sarapan bersama. Ke enam anak-anak Smash itu memilih menu yang sama, roti dengan selai coklat.
“Hari ini ada Jadwal Perform di XXX. Kalian sebaiknya bersiap-siap ya.” Kata Mbak Icha ketika muncul dari dapur membawa beberapa roti bakar dan menghidangkannya di meja anak-anak Smash. Mbak icha mirip banget ibu buat anak-anak Smash, ya kan?
“Tapi Mbak, Ilham kan masih ikut Ospek.” Sahut Reza mengingatkan Mbak Icha, lalu memasukkan roti kedalam mulutnya.
“Yang itu sudah Mbak fikirkan. Berhubung acaranya memang sore, Mbak yakin Ilham dan Rena sudah pasti pulang dari Ospek.”
“Ngapain juga Rena diajak-ajak? Dia kan bukan anak Smash.” Sahut Morgan sinis.
“Apa-apan kau Gan?” Teriak Mbak Icha, Reza dan Bisma bersamaan.
“Bercanda-bercanda. Serius amat sih?” jawab Morgan buru-buru agar tak terjadi kesalah pahaman yang mendalam.
###
Jam Istirahat untuk Rena dan Ilham, sehingga kini mereka menikmati makan siang dikantin kampus, mereka tampak asyik dengan pesanan masing-masing.
“Kamu Ilham Smash kan?” Tiba-tiba seorang cewek datang ditengah-tengah canda tawa mereka.
“Iya kak.” Jawab Ilham polos.
“Oiii, ternyata anggota Smash maho yang terakhir daftar dikampus kita juga. Ngikutin jejak kakaknya kali ya” teriak cewek itu. Suaranya terdengar ke seluruh penjuru kantin.
BYURRRR
Sekujur tubuh cewek itu basah terkena kuah mi yang sejak tadi dinikmati Rena. Ternyata sejak tadi Rena mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulut cewek tersebut.
“Dengar ya kak! Walaupun aq junior disini, aku gak pernah bisa nrima kedua kakakku dihina seperti itu. Kalau benci ya benci saja. Gak usah ngejek-ngejek kayak gitu. Lagian kakakku kan gak pernah ngusik kehidupan kakak senior. Jadi biarin saja.” Ucap Rena. Yang membuat cewek itu bungkam untuk beberapa saat.
“Kau……. Kau…….. Tunggu balasan dariku!” Akhirnya Cewek itu tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Dan lebih memilih untuk pergi meninggalkan Rena dan Ilham.
“RENA!! Kau apa-apaan sih?” Bentak Ilham.
“Aku gak senang kak Ilham ma Kak Reza diejek seperti itu.”
“Emang kamu tau arti Maho?” Tanya Ilham yang membuat Rena kembali diam. Kemudian dijawab gelengan oleh Rena. “Bener kan gak tahu. Kamu ini selalu saja bertindak seenak jidat. Hufhhh…..” Ilham menarik nafas panjang beberapa kali, “…… Maho tuh gay. Ngerti gak sih adikku sayang?” Tanya Ilham lagi yang lagi-lagi dijawab dengan anggukan tanda mengerti.
Jam istirahat berakhir sehingga harus kembali ke gugus masing-masing. Rena dan Ilham berpisah karena gugus mereka berbeda. Kali ini Rena mendapat dua kali lipat perintah dari sebelumnya. Tapi Rena hanya mengikutinya dengan pasrah dan tentu saja tanpa suara yang tidak perlu. Tanpa disadari Rena, bahwa ada yang memperhatikan gerak geriknya dari jauh. Setiap yang dilakukannya tercatat di dalam memori orang yang memperhatikan Rena. Orang tersebut tenggelam dimasa lalunya, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya sehingga membuyarkan setiap lamunannya
“Pulang yuk. Bentar lagi kita kan perform, udah lah……… Dirumah, kamu tetap bisa liat dia kok”
“iya deh. Makasih ya dah temenin.”
“KAK BISMA! KAK MORGAN!!” Teriak Rena ketika melihat Morgan dan Bisma beranjak dari tempat duduknya yang sejuk.
Rena berlari-lari kecil menuju kedua orang yang dipanggilnya tadi. Bisma menoleh dengan senyuman ceria dan lebar seperti sebelumnya, tapi berbeda dengan Morgan. Morgan hanya menoleh sekilas kemudian kembali ke acara membaca buku yang sejak tadi dia tekuni ketika menemani Bisma memperhatikan setiap gerak gerik Rena yang tengah diospek.
“HEH! Kalo gak segera balik kesana, kena marah tau rasa kau!” Ancam Morgan dari balik bukunya.
“HUH!!! Kak Ogan kok sadis banget sih jadi orang? Gak pernah baik-baik sama Rena!!” Teriak Rena dengan wajah cemberut.
“Hahahaha……… Kak Morgan cuman bercanda kok Rena, iya kan Gan?” Tanya Bisma mencoba menghibur Rena, sementara yang ditanya hanya menjawab mungkin.
“Bercanda-bercanda. Kau ini gak bisa banget deh dicandain dikit aja langsung marah kayak gitu, gimana bisa punya pacar?” Tanya Morgan seraya mengacak-acak rambut Rena yang dipenuhi kepang….
“KAKAK, RENA MASIH MAU BALIK KE GUGUS NIH!” Teriak Rena kemudian menarik tangan Morgan dari kepalanya “Gak perlu kok kak, selama kak Bisma mau nemenin Rena sih pacar itu gak perlu. Kan kak Bisma dah janji mau ada buat Rena.” Lanjut Rena kemudian tersenyum semanis mungkin menatap wajah Bisma. Bisma yang diberi senyuman manis itu membalas senyuman manis Rena.
“Emang kapan Mamang ngatain itu ke kamu, Ren?” Tanya Morgan yang kini tanpa buku ditangannya. Buku tersebut telah tersimpan rapih dibalik kantong celananya.
“Beberapa hari setelah Rena datang kesini. EH…… Maaf kak! Rena lupa kalau itu gak boleh diberitahu orang lain.” Ucap Rena kemudian menutup mulutnya dan menatap Bisma dengan mata memohon dan berharap.
“Apa-apaan kau Bisma? Bukannya kita semua dah janji bakalan main adil?” sahut Dicky yang tiba-tiba muncul dari balik pohon, disusul oleh anak-anak Smash yang lain.
“Eh…… ada kak Ichi, sudah lama datang ya kak?” Sahut Rena bersemangat….
“Gak lama juga kok dek, cuman Mamang Bisma aja yang sejak tadi nungguin Rena.” Sahut Dicky tanpa menoleh dari PSP yang sedang dia mainin.
“Eh, Kak Bisma nungguin Rena sejak tadi?” Tanya Rena dengan wajah polosnya.
“Eh… Ng… gak kok Ren, aku gak lama juga nungguin Rena.” Jawab Bisma terbata-bata
“Ya udah deh kak. Ntar ketua gugus Rena marahin Rena karena telat masuk kelas. Bye All…” Ucap Rena sambil melambaikan tangannya dan meninggalkan ke lima anak-anak SMASH
“Di-rimu ha-dirkan sgala canda dan ta-wa yang mampu tenangkan ha-tiku. Kuharap waktu ini~ berhenti disini, agar aku~ bisa bersa-mamu…” Sambil jalan Rena mendendangkan lagu yang entah milik siapa…
“RENA!” Teriak Morgan.
Seketika nyanyian Rena berhenti kemudian berbalik ke arah Morgan “Ada apa kak?” Tanya Rena ketika sudah berbalik.
“Lagu yang kamu nyanyikan milik siapa?” Tanya Morgan lagi, yang membuat Reza, Dicky, dan Rangga memandang Morgan dengan tatapan penuh Tanya.
“Lagu yang tadi? Gak tahu milik siapa kak, tapi setiap kali Rena nyanyiin lagu itu, pasti Rena ngerasa tenang, trus entah kenapa lagu ini berbekas banget dihati Rena. Rena slalu bayangin nyanyiin lagu ini dengan cinta pertama Rena. Tapi Rena gak ingat siapa dia. Memangnya kenapa kak?” Terang Rena panjang lebar.
‘jadi kamu masih mengingatku dalam bayang hitammu. Kapan kamu akan membawaku kedalam cahaya terang?’ fikir Bisma ketika mendengar penjelasan Rena.
“Ah, gak apa kok Ren. Cuman mau tau lagu itu saja, coz kamu orang kedua yang nyanyiin lagu itu. Keseluruhan lagunya itu bagus banget, ntar pulang kerumah nyanyiin sampe selesai ya!” Pinta Morgan.
“Rena gak hafal semuanya kak! Cuma beberapa yang bisa Rena ingat, potongannya pun gak nyambung, tapi Rena yakin itu lanjutan dari lirik yang lain.”
“yah…. Ya udah deh, ntar langsung pulang ya. Mungkin kamu bisa dengar lagunya secara lengkap.” Jawab Morgan
“Mungkin aja kak. Ya udah deh kak, bye lagi…. Kali ini Rena mesti benar-benar masuk kelas nih!” sahut Rena kemudian berlari tanpa bersenandung lagi, takut dipanggil Morgan lagi.
Setelah sampai di kelasnya, Rena langsung mendapat masalah karena terlambat masuk. Rena mendapat hukuman berlari dari ujung ke ujung tiga kali. Tentu aja Rena gak kuat berlari dari ujung ke ujung koridor sekolah, tapi Rena berusaha melakukannya hingga menghabiskan waktu lebih banyak dari jam ospek seharusnya, dan Ilham harus menunggu dengan gerutuan yang panjang untuk Rena.
Sementara di tempat perform, ke enam anak-anak SMASH sedang gelisah menunggu kedatangan Ilham, karena pertunjukan sudah dimulai.
“Kamu telfon I’am dong Ca, suruh buruan. Ntar kita dapat masalah karena keterlambatannya.” Saran Rafael yang sejak tadi sibuk bolak-balik mengkhawatirkan anggota terakhir SMASH yang belum datang sampai sekarang. Maklum saja, Rafa kan yang paling tua, jadi dia yang paling banyak memikirkan hal-hal tentang SMASH di banding yang lain.
“Iya, Coco. Ini juga lagi hubungin I’am. Tunggu bentar napa sih?” Kali ini gantian Reza yang sewot.
tak berselang kemudian, Ilham datang dengan Rena yang masih berpakaian sekolah.
“I’am, kamu kok gak pakai seragam kayak kita sih?” kali ini Rangga yang ambil alih marah-marah, karena Ilham masih berseragam ospek yang lengkap dengan barang-barang yang dipakai selama ospek.
“Maaf deh Ga, tadi gak sempat gantian. Coz dimobil bukan cuman aku aja, ada Rena juga.” Jawab Ilham ngeles.
“Bohong tuh kak Rangga! Tadi Rena udah nyuruh gantian dimobil, tapi tetep aja Kak Ilham gak mau. Katanya mau gantian disini aja.” Bela Rena.
‘Rena bodoh!’ gerutu Ilham dalam hati.
“Ya udah. Kamu cepetan aja gantian.” Kali ini Mbak Icha yang ngambil alih pertengkaran dan menyodorkan baju berwarna putih yang sering di pakai ketika perform.
Akhirnya giliran SMASH tampil tiba juga. Ketika SMASH muncul ke panggung, banyak yang meneriakkan anak-anak SMASH, terutama Bisma dan Morgan. Sahutan untuk Bisma dan Morgan yang paling terdengar disbanding yang lain.
Rena yang suntuk menunggu keluarga barunya selesai perform melihat gitar yang tak terpakai ketika mengedarkan pandangannya.
“Gitar yang sama… apa aku bisa mengingat semua potongan masa laluku yang sempat hilang?” Ucap Rena sambil berjalan menuju gitar yang diparkir tersebut.
Rena mulai memainkan nada pembuka untuk potongan masa lalunya. Nada yang selalu terngiang di telinga dan fikirannya ketika memegang gitar. Ingatan masa lalu yang selalu ingin dia ingat, namun tak pernah berhasil dia lakukan.
Pertemuan kita di sore itu
Aku yakin takdir Tuhan
Dirimu hadirkan sgala canda dan tawa
Yang mampu tenangkan hatiku

Rena berhenti bernyanyi dan digantikan oleh nada untuk memberi jarak lagu yang kini dia mainkan, dan tanpa di sadari Rena bahwa SMASH telah selesai perform.
Andai ku dapat meminta
Ingin sekarang waktu berhenti
Agar kamu bersamaku slama~nya…

Sepotong nada kemudian mengisi lagu yang dinyanyikan Rena. Ketika Rena bernyanyi kembali, tiba-tiba Morgan dan Bisma ikut bernyanyi bersama.
Kuharap cinta kita abadi slama~nya
Seperti Romeo dan Juliet
Kuharap cintamu untukku slamanya~
Agar bahagia slamanya
I hope this feeling can be forever
Like romeo and Juliet
I hope your Love are for me forever
For happiness all the end
Lagu dua kali dinyanyikan bersama Morgan dan Bisma sampai pada akhirnya lagu selesai dinyanyikan dengan nada penutup.
“Lagunya bagus banget, kok Morgan dengan Bisma tahu lagu yang dinyanyiin rena sih?” Sahut Mbak Icha yang terpana dengan penampilan Morgan, Bisma, dan Rena.
“Eh…. Bener juga. Kak Bisma ama kak Morgan kok tahu lagu Rena sih? Ini lagu yang….”
Tiba-tiba potongan masa lalu yang dilupakan oleh Rena kembali teringat. Satu persatu potongan masa lalunya teringat, yang membuat Rena merasakan sakit kepala yang hebat. Dan tentu saja, membuat ke tujuh anak-anak SMASH beserta Mbak Icha yang seorang menejer panik dengan keadaan Rena. Tak berselang lama, Rena pingsan karena tak bisa menahan fikirannya yang terus melayang menuju masa lalu yang tak pernah bisa dia ingat.
Bisma yang tercepat mengambil Rena sebelum terjatuh ke lantai, kemudian membawanya menuju mobil. Tidak semudah membawanya, karena terlalu banyak fans SMASH yang menunggu. Namun apa gunanya pengawal kalau tidak bisa digunakan di waktu sekarang?
Dan akhirnya Rena dan Bisma tiba di mobil dengan raut wajah cemas terpasang tepat di wajah Bisma. Bisma lebih dulu pergi meninggalkan anak-anak yang lain. Sementara Reza dan Ilham yang notabene saudara kandung Rena terbengong-bengong dengan tingkah Bisma yang tiba-tiba.
“Gan, ada apa dengan Bisma? Kamu kan yang paling dekat dengan Bisma, jadi pasti tahu kan kenapa tiba-tiba Bisma seperti itu?” Tanya Reza.
“Tunggu saja. Kamu juga bakalan ngerti kenapa Bisma jadi kayak gitu. Pokoknya tunggu waktu yang bicara deh.” Jawab Morgan enteng
“Gak boleh gitu dong! Kita kan dah seperti saudara, siapa tau aja kita semua bisa bantu?” sahut Rafael bijak
“Iya, bener kata Coco” kali ini Rangga menengahi
“Hu-um. Kalau kita tahu kan kita bisa bantu.” Sahut Dicky kemudian meraih ranselnya dan merogoh PSP yang selalu jadi belahan hatinya.
……………..

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar