Jumat, 27 April 2012

Senin, 23 April 2012

i love you so part 3

PART 3 BIMBANG Akhirnya Rena sadar dari pingsan yang cukup lama. Kini sudah tengah malam dan yang menemani Rena sekarang hanya Bisma. Semua anak-anak SMASH harus pulang untuk menyiapkan perform besok, sebenarnya Mbak Icha sudah menyuruh Bisma untuk ikut pulang, karena menurut dokter Rena sudah membaik dan tinggal menunggu Rena sadar saja. Tapi Bisma dengan sifat keras kepalanya tetap ngotot untuk menemani Rena sampai benar-benar sadar dari pingsannya. “Kak Bisma?” Ucap Rena lirih ketika membuka mata dan hanya mendapati Bisma yang tertidur disampingnya sambil tetap memegang erat tangannya. Namun yang diajak bicara telah tertidur lelap sehingga tak menyadari bahwa gadis yang ditungguinya telah sadar dan tengah menatap dan mengelus kepalanya dengan perasaan senang. “Apa mungkin kak Bisma cinta pertama Rena? Tapi kenapa kak Morgan juga tahu lagu yang seharusnya hanya Rena dan cinta pertama Rena yang tau? Apa yang….” Ucap Rena galau, namun belum sempat Rena melanjutkan perkataannya, potongan masa lalu Rena kembali berkelebat tanpa diundang ke dalam pikiran Rena yang membuat Rena menjerit histeris oleh sakit yang dirasakannya. Bisma yang tengah tidur disamping rena, yang pastinya dalam keadaan duduk dong, segera terbangun dan kebingungan dengan jeritan Rena yang tiba-tiba. Seketika itu juga Bisma panik dan terus menerus memencet tombol yang berada tepat diatas kepala Rena untuk memanggil dokter dan perawat agar segera mengecek keadaan Rena. ### Beberapa menit setelah Rena berhenti histeris, dokter keluar dengan wajah yang tampak loyo. Bisma yang menyadari raut wajah dokter tersebut juga ikut-ikutan tidak bersemangat. “Jadi bagaimana keadaannya dok?” Tanya Bisma setelah mencegatnya di depan pintu kamar Rena. “Anda keluarganya?” Tanya dokter tersebut tanpa memedulikan raut wajah Bisma yang semakin lama semakin tidak bersemangat. “Iya dok! Jadi bagaimana keadaan adik saya?” Tanya Bisma semakin panik setelah menjawab pertanyaan dokter dengan jawaban yang asal. “Sepertinya kesehatan dan kekuatan adik anda tidak cukup untuk menahan setiap potongan memori masa lalu yang tiba-tiba teringat dengan sendirinya, sehingga adik anda merasakan sakit yang sangat hebat. Apakah adik anda sejak kecil memang sering sakit-sakitan?” Terang dokter panjang lebar kemudian bertanya kembali kepada Bisma. “Iya, dok. Sejak kecil adik saya ini memang sering sakit-sakitan, kondisi fisiknya tidak jauh beda dengan saudara kembarnya.” Jawab Bisma sok tahu. “Hmm……”dokter yang menangani Rena kembali berfikir. “Memang seharusnya seperti itu. Baiklah, untuk sementara kita menunggu keadaan selanjutnya saja. Jika Rena masih tidak bisa menerima potongan masa lalunya, maka dengan sangat terpaksa saya menyarankan untuk tidak berusaha memaksa Rena mengingat masa lalunya. Baiklah, saya pergi dulu, masih ada pasien yang harus saya periksa” ucap dokter tersebut kemudian berlalu dihadapan Bisma. “Membuat Rena tidak berusaha memaksa Rena mengingat masa lalunya. Itu berarti membuat Rena melupakan masa lalunya untuk selamanya? Itu tidak mungkin bisa aku lakukan, aku terlalu mencintai Rena dan aku tak mungkin bisa melakukan itu.” Bisma kini mulai berbicara sendiri, dalam fikirannya yang masih kacau karena vonis dokter tadi, membuat Bisma merasakan frustasi yang hebat. Bisma memencet tombol panggilan cepat di handphone-nya lalu kemudian berbicara dengan Reza untuk segera datang kerumah sakit. Sekarang masih dini hari, dan Reza tengah terlelap dalam dengkuran ketika Bisma menelponnya. Reza ingin sekali mengetok kepala Bisma menggunakan palu, karena telah membangunkannya di tengah malam atau dini hari begini. Namun niatnya itu surut ketika Bisma mengatakan tentang keadaan Rena, seketika itu juga mata Reza melek lagi dan tak ada tanda bahwa Reza baru saja terbangun dari tidurnya. Reza segera mengambil kunci mobil yang berada di atas rak didekat ruang TV, namun Morgan masih terbangun sehingga mau tidak mau Morgan juga ikut karena khawatir dengan keadaan Rena ketika Reza menjelaskan dengan terburu-buru, yang tentu saja setelah Morgan memakai acara memaksa+memohon kepada Reza untuk bercerita kenapa dia terburu-buru pergi di pagi buta begini (dini hari). Setibanya di rumah sakit, Reza segera menuju ruang perawatan Rena. Disana Bisma menunggui Rena yang terbaring dengan wajah yang tenang, namun raut wajah Bisma benar-benar mirip dengan mayat hidup. “Ya ampun Mang, kok tampangmu mirip banget ama mayat hidup?” Tanya Morgan ketika Bisma melihat Reza dan Morgan yang tiba-tiba muncul dari pintu. “Mang, sebaiknya kamu istirahat dulu. Besok kita ada perform lagi, dan gak mungkin kan kamu mau ngecewain para fans mu yang udah nungguin.” Ucap Reza menyarankan. Bisma yang memang sangat depresi dengan keadaan Rena dan juga kekurangan tidur membuatnya hanya pasrah dan mengikut saran Reza. Lagi pula masih ada sofa yang bisa ditempati Bisma untuk tidur sementara Reza dan Morgan menunggui Rena yang tengah terlelap oleh obat penenang. Saking lelahnya, Bisma yang sedari tadi dibangunkan oleh Reza untuk sholat subuh tak bergerak sedikitpun. Reza ingin memaksa Bisma untuk bangun dan sholat subuh, tapi Morgan melarang. Katanya Bisma masih sangat lelah sampai dibangunkan dengan air pun masih tetap tidur dengan lelapnya, walaupun sebenarnya bukan itu alasan yang membuat Bisma benar-benar lelah. Reza yang kasihan dengan keadaan Bisma yang terlihat sangat depresi hanya mengalah dan meninggalkan Rena, Morgan dan Bisma di kamar tersebut. Reza sudah menyerahkan tanggung jawab sementara kepada Morgan untuk menjaga Rena dan Bisma yang kini tengah tertidur pulas. Reza belum kembali, dan Morgan merasakan kantuk yang hebat setelah semalaman begadang karena khawatir juga dengan keadaan Rena yang tiba-tiba pingsan setelah menyanyikan lagu bersama Bisma. Ada raut wajah bersalah yang terlintas diwajah Morgan yang tak dapat disadari oleh semua anggota SMASH, kecuali Mbak Icha. ‘Harusnya tadi aku tak perlu ikut bernyanyi,’ fikir Morgan Tak berselang lama, Morgan telah tertidur di dekat Bisma dalam keadaan duduk, sementara Reza belum juga kembali dari sholatnya. Rena terbangun setelah efek obat penenang yang disuntikkan perawat di lengan kirinya hilang. Rena segera bangun setelah melihat Bisma dan Morgan tengah asyik beristirahat. Rena bangun dan menyeret infus yang terpasang di tangannya, kemudian menuju Bisma dan Morgan. “Terima kasih udah jagain Rena semalaman. Terutama Kak Bisma.” Ucap Rena dengan wajah tersenyum kemudian mencium pipi Bisma, yang membuat Bisma tersenyum dalam tidurnya “Rena harap wajah kak Bisma udah gak kayak mayat hidup lagi setelah kak Bisma bangun.” Lanjut Rena, dan tiba-tiba potongan masa lalu yang lain segera muncul di dalam fikiran Rena, namun tak membuat Rena menjerit karena hanya sepintas. Potongan masa lalu yang di reka ulang dalam fikiran rena bagaikan de javu, namun dalam versi anak kecil dan yang mencium pipinya adalah anak cowok yang menjadi cinta pertamanya. Bukan seperti yang tadi dilakukannya. “Apakah, Kak Bisma cinta pertama rena? Tapi dari mana kak Morgan tau dengan lagu ciptaan cinta pertama Rena?” Ucap Rena galau, dan kembali rasa sakit yang hebat menyerang kepalanya. Rena berusaha menahan sakit kepalanya, namun memori perkataan Morgan sewaktu menemuinya di hari Mos pertamanya membuat kapasitas otak Rena tak sanggup lagi menahan sakit kepala kemudian jatuh terduduk. Reza yang selesai sholat segera berlari ketika melihat Rena terduduk dengan infuse yang terjatuh dari tempat infuse tergantung dan kedua tangan Rena berada dikepalanya. Dan tanpa dikomandoi, Reza melakukan hal yang sama seperti yang Bisma lakukan tadi, memencet terus-menerus tombol untuk memanggil perawat dan dokter. Dan alhasil, semua malah ikut terbangun karena histeris Reza, termasuk Bisma yang sedang enak-enak nya bermimpi tentang Rena. Ketika terbangun, Bisma kebingungan karena apa yang dia lihat di mimpinya benar-benar terjadi. Rena menciumnya dan kemudian Rena terjatuh sambil memegang kepalanya. Tak lama setelah itu, Rena sudah tertidur akibat obat penenang yang disuntikkan oleh dokter yang merawatnya. Reza kebingungan dengan keadaan Rena, dan tentu saja tidak ada yang bisa dia Tanya kepada kedua keluarga baru yang berada di sampingnya ini. Karena ketika dia kembali ke kamar Rena, mereka masih asyik tertidur. “Ogan, tadi kan disuruh jagain Rena. Kok malah tidur? Kalau Ogan gak tidur kan, Rena gak sampai kayak gitu!” Ucap Reza. Dia benar-benar menyesal telah meninggalkan Rena yang tengah beristirahat. “Ini juga salahku sih. Andai saja aku sholat di sini, pasti keadaan Rena gak bakalan kayak tadi.” Lanjut Reza menyesali tindakannya tadi, walaupun sebenarnya penyesalannya itu tidak ada gunanya. “Udahlah Ca, ini juga salahku. Yang kamu bilang tuh bener, seharusnya aku dengerin apa yang kamu bilang tadi, menunggui Rena sampai kamu selesai sholat lalu aku tidur. Sorry banget Ca.” sahut Morgan dengan wajah bersalah. “Udahlah, sebaiknya kita istirahat. Gak usah saling nyalahin gitu, pasti Rena juga gak suka kalau kalian bertengkar kayak gitu. Sebaiknya kita istirahat untuk perform besok.” Ucap Bisma bijak. Keduanya menyetujui saran Bisma dan segera menuju sofa untuk beristirahat. Reza menyuruh Bisma untuk pulang ke rumah agar mendapat istirahat yang banyak, tapi Bisma menolak. Dan tentu saja Morgan yang ditawari seperti itu juga menolak. Rasa bersalah yang ada di kepalanya lebih besar di bandingkan dengan rasa capek yang di rasakannya kini. ### Anak-anak SMASH termasuk mbak Icha datang untuk menjenguk Rena. Rena sudah sadar karena efek obat penenangnya sudah hilang. Sementara ketiga penjaga yang sejak semalam menemaninya masih tertidur lelap. Ketika Coco Rafa ingin membangunkan ketiganya, Rena melarang. Katanya mereka kecapekan menunggui Rena dengan sabar. “Gimana keadaan kamu hari ini Ren?” Tanya Mbak Icha memotong pembicaraan Rena dan Rafael. “Lumayan lah Mbak. Gini nih yang biasa di khawatirin mama sama papa, takut repotin kalian kalau Rena tiba-tiba sakit.” “Ah, gak juga kok.” Ucap Dicky lalu memasukkan beberapa permen yuppy ke dalam mulutnya. “Halah, bilang aja kamu ada rasa ama Rena Ichi. Sok perhatian gitu.” Sahut Morgan yang ternyata sudah terbangun akibat adu mulut ‘jangan-iya’ antara Rena dan Rafael tadi. “Eh, Morgan dah bangun? Sejak kapan, kirain masih molor. Kan biasanya Morgan kalo capek banget bisa molor di mana aja.” Sahut Rangga. Jiahahaha, ternyata Rangga punya niat jatuhin kekerenan Morgan. “Gimana ceritanya kak, sampai bisa tidur di mana saja?” Tanya Rena berapi-api. “Dulu nih, waktu kita lagi sibuk perform, semuanya dah pada capek. Dan tentu saja Morgan juga ikutan capek, dan akhirnya tuh Morgan malah tidur dalam keadaan duduk di taman. Pas pulangnya, Morgan mesti diseret Mbak Icha karena gak mau bangun.” Ucap Dicky panjang lebar yang tentu saja disertai keluhan oleh Morgan, walaupun itu benar adanya. Wajah Bisma sudah tak sepucat semalam ketika Rena terbangun, karena telah mendapat sedikit istirahat dan juga sudah melihat senyum Rena yang sangat manis. Mbak Icha dating dengan membawakan buah untuk Rena dan memberitahukan anak-anak SMASH untuk segera bersiap untuk menghadiri iklan yang sudah dijadwalkan hari ini. “Kak Bisma tungguin siapa?” “Siapa lagi kalau bukan kamu Ren. Ku harap kamu segera ingat ya. Kenangan dan lagu itu milik siapa sebenarnya.” Ucap Bisma kemudian mencium kening Rena, sama seperti yang ada dalam potongan yang semalam dia lihat. “Kak Bisma itu…. Siapa?” “Cobalah untuk mengingat Rena. Aku yakin kamu bisa mengingat masa lalu itu.” Ucap Bisma kemudian beranjak meninggalkan Rena. Sementara personil SMASH yang lain termasuk Mbak Icha yang ikut mengintip dan mendengarkan apa yang Bisma dan Rena katakan, segera mencari posisi yang aman untuk mencari alas an agar Bisma tidak tau bahwa sudah di intip. “Sudahlah kawan. Aku tau yang terjadi. Gak usah ngeles deh. Sebaiknya kita segera berangkat.” Ucap Bisma yang baru saja keluar dari pintu Kamar perawatan Rena. …… TO BE CONTINUED Apakah Rena akan mengingat seluruh potongan masa kecilnya? Tentang cinta pertamanya, tentang pangeran kodoknya yang selalu membuatnya senang walau dengan keadaannya yang sangat terbatas untuk beraktivitas. Tunggu cerita berikutnya. Semoga cerita ini sudah lebih bagus….. ^_^