Sabtu, 16 Juli 2011

LOVE YOU SO....... Part 1

Pertemuan


“Rez, Il, apa benar adik kamu bakalan datang ngunjungin sekalian liat kita-kita latihan?” Tanya Bisma di suatu siang disela-sela istirahat latihan mereka.
Reza dan Ilham yang ditanyai hanya mengangguk senang. Tak lama setelahnya mereka kembali latihan, dan kali ini Reza dan Ilham mengikuti latihan dengan baik. Bahkan selama latihannya mereka berdua hanya beberapa kali melakukan kesalahan, padahal koreografi yang diajarkan baru pertama kali. Mungkin karena perasaan mereka yang senang mengingat adik mereka akan datang dan menginap untuk beberapa hari menemani kedua kakaknya latihan.
Sementara dilain tempat, orang yang dibicarakan sedang mengepak barang-barangnya untuk dibawa selama berada ditempat kakaknya
“Rena, kamu yakin mau pergi sendiri menengok kedua kakakmu? Tidak perlu diantar oleh papa atau mama?”
“Tidak Ma. Rena ingin mencoba melakukan segala sesuatunya sendiri, tidak mau bergantung lagi sama mama dan papa. Lagi pula kan bentar lagi ulang Tahun Rena yang ke tiga belas. Itu berarti Rena sudah harus bisa mandiri, supaya gak ngerepotin mama dan papa serta kak Reza dan Kak Ilham.” Ucap gadis yang bernama Rena itu seraya menyusun pakaian masuk kedalam koper yang lumayan besar.
Mamanya hanya tersenyum mendengar alasan yang diberikan anaknya. “ternyata anakku sudah mulai bisa mengerti tentang hidup. Setidaknya jika suatu saat nanti Allah mengambil nyawak. Aku tidak perlu menghawatirkan mereka. Karena anak bungsuku sudah mulai dewasa” ucap Mamanya dalam hati dan tanpa sadar dia tersenyum sendiri dengan apa yang tengah dia fikirkan saat ini.
“Mama? Mama melamun ya?” Tanya Rena dengan wajah penuh tanda Tanya dan tentu saja dengan wajah yang lucu karena tengah menahan tawanya.
“Nggak kok.” Ucap Mamanya ngeles
“ahh, Mama bohong. Buktinya, tuh lipatan mama amburadul. Gak ada bentuk dan lipatnya juga asal-asalan. Mama niat bantu atau tidak kalau gitu” ucap Rena sambil menunjuk-nunjuk pakaian yang ada di tangan mamanya “itu loh Ma” lanjut Rena lagi dan masih menunjuk-nunjuk apa yang kini tengah dilakukan oleh mama tercintanya.
Sang Mama yang bingung dengan apa yang dilakukan Rena mencoba untuk melihat apa yang seja tadi ditunjuk terus oleh putri satu-satunya itu. Dan ketika melihat lipatannya, benar saja, lipatannya tak berbentuk, karena jika ingin dikatakan melipat melingkar, tak juga dikatakan seperti itu, karena masih ada sudut. Dan jika ingin dikatakan kotak atau balok tidak juga karena hampir saja mendekati bulat. Menyadari kelakuannya sendiri, Mama Reza yang notabene mama Reza, Ilham, dan Rena ini hanya tersenyum geli dengan apa yang tengah dibuatnya.
Berselang dari insiden lucu+memalukan tersebut, papa tercinta mereka datang untuk menengok keadaan putrinya itu. Melihat bahwa istri dan putrinya tengah bercanda dan tertawa bersama membuatnya ingin ikut tersenyum dan bergabung dalam kegembiraan yang tengah mereka lakukan.
“ada acara apa nih? Kok kayaknya ada yang lucu banget sampai ketawanya heboh gitu?” Tanya papa Reza yang notabene adalah papa Rena dan papa Ilham juga.
“hihihihi………. Begini loh pa. Mama tuh lipatnya amburadul. Masa lipat pakaian gak berbentuk? Mau dikatain bulet, gak juga, mau dikatain kotak, gak mendekati banget. Makanya ketawanya heboh banget pa.” ucap Rena dengan semangat yang menggebu-gebu ketika menceritakannya. Sang mama yang diceritakan hanya tersenyum dan sesekal tertawa geli ketika mengingat tindakannya.
Esok harinya, mereka bertiga menuju bandara. Sebenarnya Rena tak ingin mama dan papanya ikut, tapi mereka terus memaksa untuk ikut mengantar, dengan alasan untuk melihat putri mereka yang akan mulai beranjak dewasa dan mengikuti jalan kakak-kakaknya.
“Pokoknya jangan lupa makan tepat waktu ya nak.” Pesan Mama tercintanya.
“dan tentu saja. Istirahat yang cukup, supaya tidak sakit selama berada di sana.” Pesan Papa tercintanya.
Kali ini Rena telah melewati batas tempat pengantar, dan mama serta papanya tidak di ijinkan sehingga dia harus menunggu sampai panggilan untuk menuju pesawat dan segera berangkat. Karena Rena terlalu bersemangat untuk mengunjungi kedua kakaknya yang kini berada di Jakarta, maka Rena tak ingin terlambat sedikit pun yang alhasil membuatnya datang satu jam sebelum waktu pemberangkatan.
Diatas pesawat, otak jahil Rena berfikir dengan baik. “Akan aku buat teman-teman Kak Ilham kaget dengan penampilanku” ucap Rena dalam hati sambil tersenyum jahil kemudian mengeluarkan seperangkat alat untuk menyamar.
Karena kulit Rena lebih terang dibandingkan kulit Ilham, maka dia menggunakan krim untuk membuat kulitnya sedikit lebih gelap dari aslinya, kemudian melepas kedua giwang yang tengah dipakainya dan memakai rambut palsu yang mirip dengan kakaknya, Ilham.
Ilham dan Rena saudara kembar, namun Ilham lebih dulu melihat dunia setengah jam sebelum Rena, makanya Rena menjadi anak yang paling muda dalam keluarganya. Tahun ini, usianya akan genap 18 tahun, namun itu akan terjadi beberapa bulan lagi.
“Lihat saja, teman-teman Kak Ilham dan Kak Reza gak bakal ngirain kalau yang dia jemput adalah Kak Ilham. Xixixixixi bagaimana cara teman-teman kak Ilham bakalan bedain aku sama kak Ilham ya?” ucap Rena berbangga disertai tawa jahil disela-sela ucapannya.
Dilain tempat, Reza sedang ditelepon mamanya.
“Reza, pokoknya jaga adikmu selama dia berada disana. Kamu tau kan seberapa sensitifnya tubuh adikmu itu, kalau capek terlalu banyak saja bisa langsung sakit parah.” Ucap mama Reza dari seberang sana.
“Iya mamaku tersayang. Tenang saja, aku bakalan jaga adik perempuanku satu-satunya itu. Mama tenang saja.” Ucap Reza dengan nada bosan karena sudah berkali-kali mamanya mengucapkan itu selama mereka teleponan.
“Pokoknya kamu harus bisa jaga dia selama dia berada disana.”
“siiiiippppp” Reza mengacungkan jempolnya “Reza bakalan jagain Rena selama ada disini. . .” melirik jam tangan “. . . mama, udah dulu ya. Reza mau jemput Rena, setengah jam lagi pesawatnya bakalan mendarat. Kalau gak ccepat-cepat kesana pasti bakalan telat karena macet. Mama tau itu kan?”
“Iya-iya, mama tau. Ya sudah, pokoknya ingat pesan mama ya. Assalamu Alaikum”
“Iya ma. Pasti bakalan Reza ingat. Wa alaikum Salam”
Telpon dimatikan, membuat Reza menarik nafas yang sangat-sangat dalam.
“kenapa lagi kak? Mama cerewet lagi seperti biasa?” Sahut Ilham yang kini tengah mengerjakan tugas kampusnya.
“iya nih, Il. Mau ikut jemput Rena gak? Bentar lagi pasti bakalan mendarat tuh pesawat yang ditumpanginya.”
“kita-kita pengen ikutan juga dong.” Tiba-tiba anak-anak Smash yang lain ikut nimbrung.
Walaupun tidak bersuara sejak tadi ternyata mereka mendengarkan secara seksama setiap kalimat yang diucapkan Reza.
“Ternyata kalian mendengarkan juga rupanya. Ya sudah, tapi bawa kendaraan masing-masing ya. I’am, gimana? Pengen ikutan gak?” ucap Reza mengulang ajakannya.
“Sebaiknya gitu, supaya anak-anak yang lain bisa bedain mana Rena mana aku kak.” Sahut Ilham kemudian melepaskan pulpen yang sejak tadi menari-nari ditangannya.
Reza tertawa dengan apa yang baru saja dikatakan Ilham “kau benar juga. Aku yakin sekarang Rena tengah mempersiapkan ide jahilnya itu.”
Akhirnya mereka berangkat menuju bandara. 45 menit setelah mereka meninggalkan kediaman para anak Smash akhirnya tiba di bandara untuk menjemput adik kesayangan Ilham dan Reza. Tak lama mereka menunggu, akhirnya pesawat yang dipakai Rena mendarat juga.
Dilain tempat
“Pokoknya, tunggu Rena beraksi kak.” Ucap Rena bangga ketika Rena telah turun dari pesawat menuju tempat bagasi akan diambil.
Rena sudah mendapatkan kopernya dan menuju tempat penjemputan, dari jauh Rena bisa melihat kedua kakaknya tengah bercerita dengan anak-anak Smash yang lain. Rena tersenyum jahil “saatnya menjalankan ide” fikir Rena kemudian melangkah dengan gaya khas Ilham melangkah, sifat cewek Rena tidak terlihat sedikitpun.
“Kak, sepertinya itu Rena deh.” Ucap Ilham ketika melihat Rena yang kini tengah berdandan ala dirinya.
“Kau benar. Dia pakai trik itu lagi…” menoleh kea rah anak-anak Smash yang lain. “tuh adikku udah datang. Kalian bisa bedain kan?” lanjut Reza kemudian member isyarat pada Ilham untuk menjemput Rena lebih dulu dan berjalan disampingnya.
Ilham yang menyadari isyarat Reza setelah mati-matian member tanda akhirnya melakukan permintaan kakaknya dan kemudian berjalan disamping Rena kemudian mengambil koper Rena untuk dibawanya.
“Kalian bisa bedain gak?” Ucap Reza mengulang pertanyaannya. Anak-anak Smash tentu saja bingung dengan apa yang dilihatnya.
“Eh, Ca. Sejak kapan I’am jadi dua?” Tanya Dicky seraya memasukkan permen yuppi kedalam mulutnya.
“Aku yakin kalau Ilham itu yang bawa koper. I’am palsu itu terlalu cuek dibandingkan I’am yang asli.” Sahut Morgan tanpa menoleh dari bukunya.
“Eh, kok kau tau sih Gan? Padahal kan kau gak liat mereka sedikitpun.” Kali ini Rangga yang berbalik menatap aneh pada Morgan.
“Tadi sempet liat kok.”
“Kamu emang hebat Gan, liat sepintas aja bisa langsung tau.” Ucap Reza lagi
“Cuman orang bodoh tertipu dua kali.” Sahut Morgan lagi. Ternyata Morgan sudah pernah bertemu dengan kembaran Ilham, sehingga bisa membedakan mana Ilham mana Rena.
“ah. Aku lupa, kalo gak salah Ogan tuh pernah ketemu sekali dengan tuh kembaran Ilham dengan dandanan seperti itu, makanya Morgan langsung tahu.” Sahut Bisma.
“Ren, sebaiknya lepas wig dan hapus make up itu dari wajahmu. Kamu sudah lebih dulu dikenali Morgan.” Perintah Reza pada Rena
“Iya kak.” Ucap Rena patuh, kemudian melepaskan wignya yang membuat rambut panjangnya tergerai dan menghapus make up-nya sehingga menampakkan warna asli wajah Rena yang lebih putih dibandingkan Ilham. “Udah kak.”
Semua yang melihat wajah asli Rena membelalak tak percaya. Satu kata yang hanya bisa mereka ucapkan dalam fikiran mereka. Rena terlalu manis!
“ya ampun. Kalian ini kok pada cengo gitu? Udah deh, ntar aja kalau mau menatap Rena. Kalian punya banyak waktu kok” Ucap Reza yang kemudian menyadarkan yang lain bahwa sejak tadi mereka semua diam memperhatikan Rena yang tersenyum ketika selesai menghapus make up-nya.
Akhirnya mereka pulang ke kediaman anak-anak Smash. Ketika sampai di rumah, ternyata Mbak Icha manager Smash sudah berada dirumah.
“Kalian sudah pulang?” sahut Mbak Icha dari ruang tengah yang kini tengah mengatur jadwal mereka.
“Mbak, aku bawa adik aku nih. Mungkin dia bakalan ada disini sampai adikku lulus sekolah.” Ucap Reza yang membuat yang lain saling berpandangan, kecuali Ilham tentunya.
“Iya, Mbak udah tau. Tadi mamamu nelpon tentang adik kamu itu. Namanya Rena kan? Dia sangat manis, lebih manis dari Ilham. Katanya kalian kembar ya?” Tanya Mbak Icha langsung saja mengalihkan pembicaraan kepada Rena, mengabaikan Reza.
“Iya, Mbak, kami kembar. Tapi karena sejak kecil aku selalu sakit-sakitan makanya aku lebih sering menghabiskan waktu disekitar rumah saja dibandingkan kak Ilham.” Jawab Rena disertai senyum khasnya.
“Kamu benar-benar mirip dengan Ilham. Hanya saja kamu lebih manis dari Ilham. Hahahaha” ucap Mbak Icha disertai tawa yang membahana “Sebaiknya kamu istirahat, besok pasti banyak kegiatan yang mau kamu lakukan kan? Kalau kamu mau, kamu bisa tidur bareng Mbak. Tapi kalau gak mau juga gak pa-pa. . .” kemudian Mbak Icha menoleh ke arah Bisma “Bisma, kamu antar Rena ya ke kamar disamping kamarmu. Kebetulan kamar itu kosong kan?” Perintah Mbak Icha yang hanya disahut ya oleh Bisma, kemudian Bisma mengambil koper Rena dan mengantarnya menuju kama baru Rena.
“Ini kamarmu. Didalam lumayan luas kok. Kalau butuh apa-apa trus gak ada orang di ruang tengah, ketuk pintu kamarku aja. Aku ada didalam untuk ngerjain tugas kampus.” Ucap Bisma.
“Iya. Makasih ya kak.” Sahut Rena disertai senyuman khasnya lagi
Setelah mengantar Rena ke kamarnya, Bisma langsung masuk ke kamarnya. Bukan untuk mengerjakan tugas kampus seperti yang dia ucapkan pada Rena, namun hal lain.
“Apa kamu tidak bisa mengingatku sama sekali? Apa yang sebenarnya terjadi dengan kamu? Ku mohon ingatlah!” Ucap Bisma lirih dibalik pintu kamarnya.

Apa yang terjadi antara Rena dan Bisma sebenarnya?

1 komentar:

  1. What is the best casino online? - DrmCD
    Most online 안동 출장안마 casino have been rigged at the time of release and in 충청북도 출장안마 the past this game has 경주 출장안마 been 의정부 출장샵 offered in different casinos in the USA. It is very 안산 출장마사지

    BalasHapus