Rabu, 03 November 2010

menanti kunang - kunang part. 2

tahun terus berganti. tak kusangka anak laki - laki yang muncul tiba - tiba dihadapanku itu kini menjadi teman sepermainanku. walaupun aku memiliki teman disekolah, namun tak ada yang bisa mengerti tentang bagaimana diriku. Mereka semua hanya mementingkan diri mereka sendiri.
sekarang aku telah menginjak bangku SMA, dan sebentar lagi akan kuliah mengambil jurusan yang aku sukai. Tapi aku harus tegar, karena aku akan berpisah dari mama, dan menyetujui tawaran papa untuk tinggal bersamanya dikota. mau tak mau aku harus menyetujuinya, mama juga sudah memberikan izin dan mendukung keputusanku tinggal dengan papa demi pendidikan yang akan menjadi penyelamat hidupku kelak.

besok adalah hari pelulusan. hari dimana kita akan mengecap usaha kita selama tiga tahun dibangku SMA. aku berharap nilai yang aku dapat tak terlalu buruk, sehingga aku bisa memilih universitas yang memang sejak dulu ingin kumasuki dan belajar didalam universitas tersebut.
"semakin hari, semakin sedikit ya kunang-kunangnya" ucap Bayu.
Aku hanya berbalik dan menatapnya, tanpa mengcapkan sepatah katapun. 'aku minta maaf, kamu pasti akan membenciku jika aku mengatakan ini, tapi aku harus. ini juga demi kebaikanku.' fikirku.
Aku kembali menatap kunang - kunang yang memang harus ku akui bahwa kunang - kunang tersebut semakin harinya semakin saja berkurang. Apa yang terjadi sebenarnya? Aku ingin sekali mengetahui sebab dari berkurangnya kunang - kunang didesaku tercinta ini.

Esok harinya, pengumuman hasil kelulusan untuk SMA seangkatanku. aku mendapatkan peringkat yang lumayan bagus. peringkat ke dua puluh dari seluruh siswa yang ada. dua tingkat diatasku terpasang nama Bayu.
Bayu memang selalu diatasku. dia lebih pintar dibandingku...
"Bayu, aku minta maaf. tapi aku harus menyusul papa ke kota. Aku sungguh tidak menginginkan untuk berpisah dengan mama, dengan desa yang damai dan indah ini, serta kamu Yu, namun aku harus melakukannya" jelasku.
"sudahlah Rena, aku tahu kamu akan pergi. tapi kufikir kau akan memberitahukanku dulu."
"aku minta maaf Bayu."
"sudahlah. tidak ada yang perlu dimaafkan" ucap Bayu tanpa ekspresi dan beranjak meninggalkanku.
Aku benar - benar minta maaf. tapi dengan marahnya kamu, aku tetap akan pergi menyusul papa ke kota. Mama sudah memberi Do'a dan papa sudah menanti disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar